Selasa, Juni 17, 2008

Manfaat penggunaan Email,Messenger, mailing list dll

Berbagai manfaat yang dirasakan untuk mendukung aktivitas pekerjaan aparatur, antara lain dengan adanya "Email" ; dapat dengan mudah untuk melakukan penyampaian surat-surat ke alamat penerima dengan cepat tanpa rentang waktu lama.
Dan dengan kehadiran "Messenger" disini pengguna bisa memakainya sebagai fasilitas Forum Diskusi, dengan memanfaatkan hal itu peserta Diskusi tidak harus hadir secara langsung disuatu tempat akan tetapi bisa ditempat kerja masing-masing dengan memantaunya lewat layar.

Pengembangan E-Government


Sejalan dengan berkembangnya pemanfaatan IT dalam istilah E-Government, maka dalam rangka mengantisipasi dalam pengembangannya disetiap SKPD diperlukan adanya langkah-langkah yang sistematis seperti :
  • Merumuskan secara detail.

Dengan demikian diharapkan dapat diperoleh persamaan persepsi menyangkut perlunya penerapan TI pada setiap SKPD guna memasuki sistem tersebut secara benar.

  • Alokasi dana

Bertujuan untuk mendukung keberadaan perangkatnya dengan berpedoman kepada effesiensi, effektivitas yang terbuka agar sasaran yang telah disepakati dapat tercapai dengan tidak mengabaikan keperluan-keperluan lainnya.

  • Peningkatan SDM

Peningkatan Sumber Daya Manusia dimaksudkan tidak lain untuk mengimbangi sistem dalam pemanfaatannya, yaitu menjalankan serta mengoperasikan hal tersebut yang kemudian akan tercapai apa telah diharapkan.

  • Membuat Situs / Web

Membuat situs yang berkenaan dengan SKPD dalam rangka memeberikan segala bentuk pelayanan kepada khalayak (pengguna kepentingan) agar didapati langkah-langkah yang efektif dimana semua aktivitas yang berkaitan dengan pelayananan Pemerintahan dapat diakses melalui Situs/ Web


Keluarga yg didamba

Sesungguhnya matahari itu tercipta untuk senyum dan kebahagiaan, kadangkala kita mulai meniti hari seakan enggan untuk memihak kepada sebuah kebahagiaan, tanpa disadari senyum yang terukir dalam menyongsong terbitnya sang fajar membawa sebongkah harapan bahwa hari yang terbentuk kali ini senantiasa menyisakan banyak hal, kenapa kita tidak berusaha meraihnya untuk dijadikan keseimbangan agar apa kita titi memberikan makna.  
Mengapa rasa gundah yang terlihat menggelinding kian jauh itu harus ditapaki kembali, 

Hobby

Kegemaran yang saya miliki adalah mengutak-atik masalah Elektronika, bisa juga disebut sebagai pemula karena kegiatan ini sangat memberikan inspirasi dikala saya terlepas dari lilitan pekerjaan kantor, wach... pokoknya setelah saya berkutat dengan yang namanya elektronika segenap perhatian maupun pikiran tertuju kepada apa yang sedang dihadapi.

Senin, Juni 16, 2008

:: Memandu generasi penerus


Mencermati dinamika kehidupan dewasa ini yang cenderung semakin komplex permasalahannya, membuat para orang tua harus berpikir kritis dalam upaya mempersiapkan generasi penerusnya menyongsong masa depannya.
Dengan segenap kemampuannya para orang tua memfasilitasi generasi penerusnya guna memperoleh pendidikan yang baik, dengan harapan kelak kemudian hari menjadi orang yang mandiri dengan kehidupan yang penuh berkah.
Setiap orang tua mempunyai kiat-kiat tertentu dalam memberikan kemampuan- kemampuan kepada generai penerusnya.
Ada diantaranya orang tua yang membekali generasi penerusnya dengan berbagai ilmu pengetahuan, ketrampilan berusaha, pembinaan fisik dan mental, moral dan pengetahuan agama, akhlaq dan sopan santun, membiasakan hidup berdisiplin dan hemat, kadang-kadang ada yang dilibatkan membantu orang tua melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah sejak dini.
Seringkali kondisi lingkungan rumah tangga yang bernuansa penuh kasih sayang dan ada rasa kebersamaan disertai sentuhan humor dalam kehidupan sehari-hari merupakan wahana yang kondusif dalam mebentuk karakter putra-putrinya menjadi generasi penerus yang sehat dan terpuji.
Bahwa faktor lingkungan komunitas dimana generasi penerus tumbuh dan berkembang menjadi dewasa juga ikut memberi warna kepribadiannya.
Terjun dalam pergaulan di masyarakat luas, tidak tertutup kemungkinan generasi penerus akan mengadopsi sikap mental yang telah membudaya dilingkungan masyarakat setempat. Sedangkan ditengah-tengah kehidupan masyarakat bangsa Indonesia masih terdapat sikap mental yang barangkali menjadi salah satu penyebab terhambatnya proses menuju terwujudnya bangsa Indonesia yang maju, terhormat dan bermartabat.
Adapun sikap mental itu seperti yang diungkapkan oleh Pakar dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof.DR.Kuntjaraningrat.
Beliau mensinyalir bahwa mentalitas pribumi bangsa Indonesia masih cenderung : 1. Tidak berorientasi kedepan, 2. Meremehkan mutu, 3. Tidak disiplin, 4. Boros, 5. Feodal (Memperbudak atau memeras orang lain).
Tentulah informasi ini sangat berharga bagi para orang tua sebagai bahan masukan dan renungan dalam mengarahkan generasi penerusnya agar tidak ketularan mentalitas seperti yang dimalsudkan diatas.
Barangkali salah satu pendekatannya adalah dengan mengupayakan agar generasi penerus terbiasa berpikir kritis, terbiasa hidup berdisiplin sejak dini, terlatih bekerja teliti dan rapi, serta berpengetahuan luas.
Segala upaya diatas dilakukan melalui methode pembelajaran yang terarah, yang pada akhirnya bertujuan untuk memupuk rasa percaya diri, berkembangnya daya kreatif, kemampuannya berkomunikasi dan beriman kuat.
Seiring dengan suasana keterbukaan di Era Reformasi, telah terjadi pula perubahan nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Gejalanya seperti yang diungkapkan oleh Prof.DR.Teuku Jacob.MS.MD. Pakar Athropologi Ragawi Universitas Gajah Mada (UGM) dihadapan Rapat Senat pada hari Selasa tanggal 8 Februari 2000 di Yogyakarta.
Pada orasinya beliau menyesalkan bahwa agama seharusnya berfungsi untuk mengatur kedamaian dan mengurangi konflik, justru oleh pemeluknya dipakai untuk mengaksentuasikan perbedaan, dijadikannya alat kehendak politik , sering menimbulkan konflik dengan pihak yang berseberangan.
Agama seharusnya untuk mencipta sorga penuh kedamaian di bumi.
Pada bagian lain orasinya beliau prihatin bahwa kepercayaan masyarakat kepada dosa dan pahala telah luntur. Dan pemimpin yang disiplin tidak selalu memuaskan. Beliau mengutip pepatah Cina kuno yakni : “Sungai panjang, pohon-pohon rindang, tumbuh obat-obatan dan pemimpin-pemimpin besar tidak dicipta untuk diri sendiri”.
Beliau juga sedih karena manusia belum dapat hidup dalam perbedaan baik biologis maupun kultural. Diskriminasi dan kekerasan dengan senjata dipakai sebagai alat kompetisi. “Yang paling mengerikan dalam konflik sadistis adalah Kanibalisme Okasional”. Bagian-bagian tertentu dari musuh yang terbunuh dikunyah atau ditelan mentah-mentah, dipanggang atau direbus dulu. Kekejaman manusia terhadap sesama tak tertandingi dengan kekejaman hewan terhadap hewan lain dari sesama species. Ditinjau dari sudut itu, manusia sebetulnya belum beradab, karena belum berhasil menjinakan diri dan otaknya.
Wacana yang telah dipaparkan tersebut diatas semata-mata untuk memberikan gambaran betapa rawannya kondisi sosial yang menghadang hari depan generasi penerus. Suatu kehidupan masyarakat yang mencemaskan, dimana nilai-nilai luhur telah meluntur disertai kehilangan rasa peri kemanusiaan. Tidak mustahil sewaktu-waktu bisa muncul perilaku manusia bertindak kejam sadis melebihi hewan, mungkin akibat tekanan bathin yang tak tertahankan lagi. Bisa akibat tekanan ekonomi, menemui jalan buntu dan putus asa, lalu berbuat kalap, juga akibat dendam, sakit hati, narkoba dan sebagainya. Akhir-akhir ini kita sering menyaksikan manusia berbuat kejam sadis, yang disiarkan di media surat kabar dan media TV. Tampaknya tindak kekerasan semakin marak.
Namun disela-sela kehidupan yang tampak kelabu tersebut masih diketemukan insan-insan pribumi bangsa Indonesia sebagai pekerja-pekerja yang handal dan berhasil mewujudkan kehidupan yang baik.
Mereka itu adalah individu-individu yang telah berhasil meraih derajad dan pangkat tinggi di masyarakat. Dengan ketekunannya, semangat kerja serta berdisiplin, menapaki jenjang kariernya dari bawah, sambil menebar manfaat dan kebaikan kepada orang lain dan di lingkungan kerjanya akhirnya mereka berada di strata yang terhormat tanpa cela.
Di semua lapisan masyarakat diketemukan pula para pekerja profesional yang gigih, dengan modal ketrampilan andalannya, menempatkan dirinya sebagai ahli dibidangnya. Mereka pada umumnya mampu menopang kehidupan keluarganya dan menyantuni generasi penerusnya secara layak.
Motivasi kerja seperti mereka itu bisa dikategorikan amal ibadah.
Mereka itu ibarat mutiara-mutiara cemerlang ditengah-tengah kehidupan masyarakat yang semakin kompetitif dan langkanya peluang kerja.
Rasa kagum menyaksikan semangat kerjanya, kejujurannya, ketekunannya, sambil terus menghidupkan daya pikirnya demi meningkatkan kwalitas profesi yang ditekuninya. Kiranya mereka layak dijuluki orang-orang pilihan.
Terkesan dengan semangat profesional mereka, kemudian dicoba diapresiasikan kedalam puisi ”hidup itu kerja, kerja itu ibadah” yang dipikirkan bersama tulisan ini mukadimahnya.
Demikianlah sebuah kesan dan pesan yang mungkin kurang tersusun dengan baik dengan bahasa dan rangkaian kalimat yang sederhana.
Dimaksudkan untuk menyampaikan beberapa informasi dan sedikit komentar. Kami berharap semoga ada manfaatnya bagi para orang tua, para tokoh masyarakat dan para pendidik dalam rangka mengarahkan dan memandu generasi penerus dengan mengambil nilai-nilai yang positif dan mewaspadai serta mencegah terserapnya nilai-nilai negatif.
Penghargaan dan penghormatan untuk Prof.DR.Kuntjaraningrat dan Prof.DR.Teuku Jacob. MS.MD. dengan pendapat-pendapatnya yang kami angkat dalam tulisan ini. Pendapat ilmiah yang mengindikasikan bahwa masih terdapatnya sikap mental yang kurang proporsional melekat pada pribumi bangsa Indonesia. Barangkali sikap mental tersebut erat kaitannya dengan pengaruh tradisi budaya masyarakat setempat.
Sehingga upaya untuk memperbaiki mentalitas bangsa adalah dengan menciptakan generasi penerus yang mentalitasnya lebih prima dari generasi pendahulunya. Generasi yang berwatak mandiri, berdisiplin, kreatif, komunikatif, berpikir kritis, beriman kuat, berpengetahuan luas, punya selera humor serta berwawasan kebangsaan warisan dari pendahulunya. Generasi yang bersepakat menerapkan aturan prinsip hidup : 1. Tidak boleh melakukan kekerasan, 2. Tidak boleh mencuri, 3. Tidak boleh berjiwa dengki, 4. Tidak boleh berdusta, 5. Tidak boleh mabuk minuman keras dan narkoba. Yang pada hahekatnya merupakan perintah Tuhan yang tertulis dalam kitab Al Qur’an dan dalam kitab agama-agama terdahulu. Insya Allah bangsa Indonesia akan berjaya dan terhormat.